Jumat, 25 Juni 2010

RAJAB (MERAH), SYA'BAN (KUNING), RAMADHAN (HIJAU)

Oleh : Cahyo Budi Santoso

“Allohumma Baarik Lanaa Fi Rajab Wa Sya’ban Wa Ballighna Romadhon”
Ya Alloh, anugerahkanlah kepada kami keberkahan di bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan
(HR Ahmad dan Bazzar)

Do’a diatas adalah do’a yang senantiasa diucapkan oleh Rasulloh SAW disaat memasuki bulan Rajab. Dari do’a tersebut paling tidak ada 3 contoh keteladan dari Nabi Muhammad SAW yang perlu kita ikuti dalam keseharian kita, antara lain.

1. Kesederhanaan
Contoh keteladan yang pertama adalah kesederhanaan. Sederhana dalam meminta. Tidak panjang dan bertele-tele. Apa yang diminta ? Sederhana saja, KEBERKAHAN.
Keberkahan atau berkah artinya tumbuh, berkembang. Maksudnya, apapun yang kita lakukan jika itu menjadikan tumbuh atau berkembang, itulah dinamakan keberkahan. Misal jika Anda saat ini sebagai seorang karyawan biasa mempunyai uang (gaji) Rp 1 juta, tiba-tiba ada orang datang meminta pertolongan karena dia butuh uang, kemudian Anda memberikan semua uang Anda yang Rp 1 juta tersebut kepada orang tersebut, lalu beberapa hari kemudian Anda mendapat kabar bahwa Anda dipromosikan naik jabatan, untuk menjadi salah satu manajer di perusahaan tempat Anda bekerja. Maka itulah keberkahan. Rezeki Anda berkah. Walaupun secara nominal uang Anda tidak punya, namun dengan jabatan yang baru memungkinkan Anda untuk mendapatkan gaji yang lebih banyak dari sekarang.

Keberkah juga dapat bermakna bertambah kebaikan. Disetiap saat (waktu) dan disetiap tempat (posisi) kita berada, senantiasa dalam keadaan tambah kebaikan. Dalam bahasa yang lebih keren ”value added” . Tambah kebaikan juga dapat berarti memberi, selalu dan senantiasa untuk memberi. Konsep dasar dari memberi adalah menyerahkan milik sendiri kepada pihak lain. Ketika kita memiliki waktu luang, maka waktu akan bernilai berkah tatkala waktu tersebut diberikan/digunakan untuk kebaikan (misal daripada waktu luang digunakan untuk nonton tanyangan yang merusak iman (tayangan gossip, slebritis dll) lebih baik digunakan untuk pergi bersilaturahim, atau rekreasi dengan anak yatim dan dhuafa). Ketika kita memiliki harta, maka harta akan bernilai berkah tatkala harta tersebut diberikan/digunakan untuk kebaikan (misal membayar zakat, bersedekah, berinfaq dll). Ketika kita memiliki pikiran, maka pikiran akan bernilai berkah tatkala pikiran tersebut dibrikan/digunakan untuk kebaikan (misal berpikir untuk membangun ummat bagaimana agar ummat Islam tidak miskin, bagaiamana agar ummat Islam tidak tertinggal dalam ekonomi, bagaimana agar ummat Islam agar aqidahnya kuat tidak lemah oleh bujuk rayu para pemurtad dll).
Inilah kesederhaan Rasululoh SAW dalam berdo’a.

2. Visioner
Keteladan Nabi Muhammad SAW yang kedua adalah memberikan contoh tentang kekuatan visi. Visi adalah sebuah pengharapan, cita-cita dan keinginan. Dalam do’a-nya Nabi meminta untuk berjumpa dengan bulan Ramadhan. Rasulullah SAW ketika mengucapkan do’a tersebut, waktunya masih jauh dari Ramadhan, diawal (ketika memasuki) bulan Rajab. Artinya masih 2 bulan lagi untuk masuk bulan Ramadhan. Ramadhan disebutkan sebagai bulan yang penuh dengan berkah dan rahmat. Didalamnya ada satu malam yang nilai kebaikannya sama dengan ibadah 1.000 bulan (Lailatul Qard). Tentu kita senang dengan datangnya bulan Ramadhan. Ibarat saat ini kita diberi tahu bahwa kita dapat hadiah sebuah mobil mewah, tapi hadiah tersebut baru diambil pada 2 bulan lagi disuatu daerah lain. Apa yang akan kita lakukan mendapatkan mobil mewah tersebut ? Tentu kita akan mempersiapkan diri sebaik-baiknya (misal menabung untuk persiapan beli tiket transport ke daerah pengambilan hadiah).
Inilah pesan yang ingin disampaikan oleh Rasululloh SAW bahwa masa depan kita tergantung dari apa yang kita siapkan saat ini. Contoh jika kita ingin berhasil dalam lulus dari SMA, tentu kita persiapkan bukan pada saat ujian dilakukan, tapi jauh hari sebelum ujian dilaksanakan. Jika kita ingin menjadi seorang pengusaha yang sukses, dari sekarang kita siapkan. Demikian juga jJika ingin mendapatkan Lailatur Qadr, dari sekarang (bulan Rajab dilanjutkan dengan bulan Sya’ban) kita menyiapkan diri, bukan nanti pada saat bulan Ramadhan.

Maka bulan Rajab adalah lampu merah (stop). Hentikan semua amalan-amalan yang merusak dan maksiat. Bulan Sya’ban adalah lampu kuning (hati-hati). Hati-hati, kita akan memasuki bulan puasa maka berlatihlah puasa pada bulan ini. Ramadhan adalah bulan suci. Maka bersihkan diri, sucikan hati untuk sambut Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah lampu hijau (jalan). Silahkan jalankan ibadah khusus yang hanya ada pada bulan Ramadhan, yaitu puasa dan tunaikan zakat fitrah.

3. Keyakinan yang kuat
Contoh keteladanan yang ketiga adalah keyakinan yang kuat. Keyakinan yang kuat bahwa yang ada didunia ini semuanya tidak lain dan tidak bukan hanya atas izin dan kehendak-Nya. Dia-lah Alloh, Yang Maha Kuasa. Termasuk dalam ketentuan tarikan nafas. Bahwa tidak ada seorangpun didunia ini yang tahu, kapan tarikan nafas kita akan berhenti? Nabi Muhammad SAW yang telah dijamin surga, begitu dekat dengan Alloh, begitu mulia kedudukannya, juga tidak mengetahui kapan ajalnya menjemput. Termasuk sampai atau tidaknya pada bulan Ramadhan, Beliau tidak tahu. Beliau meyakini bahwa kita adalah mahkluk yang lemah, hamba yang tidak punya kekuatan apapun termasuk kekuatan mengatur tarikan nafas kita. Hanya Alloh-lah tempat yang tepat untuk memohon dan meminta pertolongan.
Keyakinan inilah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa kita adalah makhluk yang tidak mempunyai daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Alloh SWT (lahaula wa lakuwata illabillahil’aliyiadziim)

Semoga ketedalan ini senantiasa dapat kita ikuti dalam mengiri langkah menyambut Ramadhan....

Batam, 15 Juni 2010

(Tulisan ini telah saya edit ulang pada beberapa bagiannya. Semoga bermanfaat....Batam, 22 Mei 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar