Minggu, 22 Mei 2011

PANTULAN HATI

Suatu hari Su Dong Bo berlatih meditasi dengan posisi duduk saling berhadapan dengan gurunya.

Selesai meditasi, Su Dong Bo bertanya pada gurunya,
"Guru bagaimana tampakku ketika lagi bermeditasi?"
Sang guru, "Wah kamu tampak tenang, hening, berwibawa,
seperti Buddha."

Mendengar itu Su Dong Bo senang sekali, lalu bertanya, "Guru pingin tahu bagaimana tampak guru ketika lagi meditasi?"

Sang Guru, "Benar juga, bagaimana tampak guru?"

Su Dong Bo, "Guru tampak bagai seonggokan kotoran sapi!"
Mendengar jawaban muridnya yang kasar, sang Guru sama sekali tidak marah, hanya menerima dengan senyuman.

Sekembali ke rumah Su Dong Bo bercerita penuh semangat pada adiknya," Dik, selama ini aku selalu kalah berdebat dengan guru. Tapi hari ini aku menang mutlak, guru kubuat bungkam bagai orang bisu."

Sang adik, "Oo ya? Bagaimana bisa? Apa yang terjadi?"

Su Dong Bo, "Guru berkata sewaktu bermeditasi aku tampak
berwibawa seperti Buddha! Dan ketika guru bertanya bagaimana tampak beliau kala bermeditasi? Ku jawab guru bagai seonggokan kotoran sapi, guru langsung terdiam tak berkutik. Ha ha haha."

Sang adik, "Kakak kasihan kamu. Hari ini kamu benar-benar kalah mutlak!."

Su Dong Bo, "Loh kok bisa?"

Adik : ... "Hati guru ada Buddha maka guru melihat kamu bagai Buddha.
Sedangkan hatimu penuh kotoran sapi maka di matamu guru bagaikan kotoran sapi!"

Hati-hatilah, fenomena di luar selalu merupakan pantulan fenomena dari hati kita.

Hati yang dibungkus kebodohan akan memandang bodoh semua orang.

Semoga kita mengawali hari ini dengan hati Ўɐ♌ğ tulus...({})

(Dari Melly Kiong, Penulis Buku : Siapa bilang Ibu bekerja tidak bisa mendidik anaknya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar